Penulis : Pingkan E Dundu | Senin, 29 Maret 2010 | 19:13 WIB
Tuntutan kami cuma satu. Naikkan gaji sebesar 14,78 persen.
-- Dendi Yuliawan,
Ia mencontohkan, karyawan yang sudah bekerja selama 11 tahun hanya diberi gaji pokok sebesar Rp 869.000 per bulan. Sehingga jika ditotal dengan tunjangan, lembur dan sebagainya, jumlah gaji yang diterima setiap bulan sebesar Rp 3,86 juta.
Menurut seorang manajemen, yang tidak mau disebutkan jati dirinya, gaji karyawan PT Cussons sudah cukup besar untuk ukuran buruh. "Coba saja dilihat take home pay mereka tidak ada yang dibawah satu juta rupiah. Minimal mereka sudah bisa bawa pulang uang sekitar Rp 2 juta per bulan," kata manajemen itu.
"Jadi kalau naik gaji sebesar lima persen, rasanya cukup pas. Apalagi pertumbuhan bisnis perusahaan juga tidak terlalu tinggi tahun ini," katanya.
Sementara itu, para buruh tetap bersikeras dengan tuntutannya. Mereka mengancam, jika tidak dipenuhi maka aksi mogok akan berlanjut hingga Kamis (1/4/2010) mendatang. "Izin aksi demo ini memang hingga Kamis mendatang," kata Dendy.
Menurut Dendy, berdasarkan pasal 91 jo pasal 94 UU Ketenagakerjaan No 13/2003, upah pokok sedikit-dikitnya adalah 75 persen dari jumlah upah pokok plus tunjangan tetap. "Perusahaan harus memenuhi ketentuan itu. Jika tidak berarti melanggar UU Ketenagakerjaan," tambah Dendy.
Dalam aksi tersebut, wartawan dilarang masuk ke dalam area pabrik. Wartawan hanya diperkenankan mengambil foto dari balik pintu besi perusahaan. Dalam aksi itu buruh melakukannya secara damai. Aksi teaterikal sempat dipertontonkan, yakni buruh mendorong tong berwarna hitam, menggambarkan roda kehidupan yang berat. PT PZ Cussons Indonesia, adalah perusahaan asing, yang memproduksi berbagai macam peralatan mandi bagi orang dewasa dan bayi.
Pergudangan bandara
Sementara itu, sekitar seratusan warga Selapajang Jaya dan Kedaung Wetan, Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang, Senin siang melakukan aksi demonstrasi. Mereka meminta dipekerjakan di komplek pergudangan Bandara Mas, Bandara Soekarno-Hatta. Warga sekitar ini menilai komplek pergudangan tersebut lebih memilih mempekerjakan orang luar.
Sebagai bentuk protes, warga mendatangi kantor pemasaran gudang dan berniat mendudukinya. Hampir terjadi aksi anarkis karena pihak pengelola mulanya tidak bersedia menerima perwakilan warga. Saat perundingan dilakukan pun tak tercapai kata sepakat.
Menurut Haji Mulyadi, koordinator aksi, dalam beberapa tahun terakhir pengelola Pergudangan Bandara Mas mulai mengurangi keterlibatan warga lokal terutama yang menjadi tenaga keamanan. "Mereka lebih suka menggunakan perusahaan keamanan dari luar," kata Mulyadi. Sementara warga sekitar hanya menjadi penonton saja.
Dalam aksinya warga sempat memblokir jalan masuk komplek pergudangan dan membakar ban bekas. Hampir terjadi bentrokan antara warga dengan tenaga keamanan pergudangan. Apalagi tenaga keamanan mendapat dukungan dari petugas kepolisian yang semakin membuat warga emosi.
Karena ada kesepakatan dalam perundingan kemarin, warga mengancam akan kembali dengan masa yang lebih besar. Sementara itu, pihak pengelola belum ada yang mau memberikan keterangan terkait aksi protes warga ini.
komentar :
menurut saya kesejahteraan pekerja indonesia harus diutamakan, dan rendahnya gaji buruh di indonesia tidak lepas adri masalah kependudukan yang ada di indonesia, populasi penduduk meningkat secara cepat di indonesia membuat "nilai" tenaga kerja menurun, kondisi ini diperparah dengan tidak di imbanginya pertumbuhan penduduk dengan kualitas penduduk yang ada di indonesia.
"faktor tenaga kerja adalah hal yang paling penting dalam pencapaian kemakmuran suatu Negara. Ia juga melihat bahwa dengan bertambahnya penduduk maka tingkat penghasilan atau upah yang diperoleh mereka akan turun sampai pada tingkat dimana upah itu tidak cukup lagi menyokong pemenuhan kebutuhan mereka."
(David Ricardo 1772-1823)
sumber:http://nasional.kompas.com/read/2010/03/29/19133855/700.Buruh.Cussons.Tuntut.Naik.Gaji
Tidak ada komentar:
Posting Komentar