Jokowi Ngotot Tiket MRT Rp 10.000, Dikhawatirkan Ganggu Perawatan

Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) mengusulkan tarif tiket Mass Rapid Transit (MRT) berkisar di bawah Rp 10 ribu karena mengacu pada tiket MRT di Singapura. Tarif tiket ini dinilai kurang ideal karena akan berdampak pada tingkat pelayanan dan perawatan MRT.

Pengamat transportasi Indonesia Yayat Supriyatna mengatakan, proyek MRT ini bukan sekedar operasional, tapi juga soal pemeliharaan dan perawatan. Yayat mengatakan Jokowi harus mengkaji dari sisi dua hal tersebut.

"Investasi itu harus sehat jadi jangan sekedar membangun, tapi juga memeliharanya. Jadi mestinya Pak gubernur itu memperhatikan kajian finansialnya. Naik KRL aja Rp 9.000. Kalau misalnya dibandingkan gitu, itu nggak layak sebetulnya," kata Yayat kepada detikFinance, Jumat (11/1/2013).

Yayat membandingkan dengan kereta commuter line yang telah dioperasikan PT Kereta Api Indonesia (KAI) dan sarana transportasi lainnya yang tiketnya di bawah Rp 10 ribu. Menurutnya, dengan tiket yang terhitung murah tersebut, akan sulit bagi perusahaan untuk mengembangkan dan memberikan pelayanan yang optimal.

"Pengalaman dari PT KAI itu kedodoran untuk menjadi sehat, merugi untuk beberapa jalurnya karena tiketnya murah dan harus mensubsidi sedemikian besar. Kita lihat pengalaman transportasi kita yang tiketnya murah," katanya.



(zul/hen)

analisa;
menurut saya, jokowi sudah mengusulkan harga yang sangat baik untuk rakyat jakarta, karena apabila tiket terlalu mahal maka lagi-lagi rakyat akan memilih kendaraan pribadi yang jika menghitung biaya masih lebih ekonomis menggunakan kendaraan pribadi. oke jika pengamat berargumen harga mahal untuk biaya perawatan, tetapi jika masyarakat "ogah" naik MRT karena harga mahal, itu akan lebih merugikan buat pengusaha.