Medan - Tren komoditi pertanian masa depan makin
menjanjikan dengan meningkatnya harga pangan. Petani harus memperhatikan
tren ini dan tidak mengalihkan lahannya ke jenis komoditi lainnya.
Menteri
Pertanian Suswono menyatakan, saat ini Nilai Tukar Petani (NTP)
Indonesia sudah berada di atas angka 105. Angka tersebut merupakan angka
tertinggi yang pernah dinikmati petani di Indonesia.
"Saat ini
petani yang memiliki lahan satu hektar (ha) menikmati pendapatan Rp 6
juta per bulan bersih," kata Suswono di Medan, Sumatera Utara (Sumut)
saat mengikuti acara Safari Dakwah III DPP Partai Keadilan Sejahtera
(PKS) Wilda Sumatera, Jumat (11/1/2013).
Disebutkan Suswono, tren
harga pangan akan terus meningkat. Hal ini penting disampaikan karena
sekarang ada kecenderungan petani mengubah lahan sawah menjadi
perkebunan sawit.
"Ketika saya dari Medan ke Langsa, Aceh, hampir
sebagian besar lahan sawah sudah dikepung kebun sawit. Padahal produksi
sawit kita sudah jenuh," ujarnya.
Suswono mengimbau petani
mempertahankan lahan sawah, karena harga pangan ke depannya akan jauh
lebih baik. Saat ini pemerintah masih membuka keran impor beras karena
produksi dalam negeri tidak cukup. Sumut merupakan salah satu lumbung
beras nasional yang diharapkan ikut mendukung target nasional untuk
swasembada beras.
"Kenapa Indonesia kaya dan subur namun juga
kaya akan komoditi impor. Thailand bisa ekspor beras karena memiliki 9
juta hektar luasan panen sawah. Sementara Indonesia dengan penduduk
empat kali Thailand hanya memiliki luas panen sawah berkisar 13,5-15
juta hektar. Padahal selain penduduk Indonesia empat kali lebih banyak,
juga orang Indonesia makan nasi lebih banyak dari orang Thailand,"
katanya.
Dalam kesempatan itu, Suswono memuji program
diversifikasi pangan yang dikembangkan Sumut yaitu 'manggadong', yang
merupakan salah satu kearifan lokal Sumut yang dianggap Suswono sangat
positif dalam mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap konsumsi
beras dengan menggantinya kepada komoditi lokal berupa umbi-umbian.
(rul/dnl)
analisa:
inilah yangseharusnya menjadi primadona perekonomian di indonesia. indonesia yang merupakan penghasil beras yang terbesar bahkan dengan kualitas terbaik di dunia seakan dilemahkan oleh industri-industri global, bahkan tidak dapat mencukupi kebutuhan beras di dalam negeri. tidak heran mengapa Presiden RI yng Ke-2 selalu gencang mangkampamyekan swasembada pangan, karena inilah kelebihan yang sangat diunggulkan dari indonesia. bahkan indonesia pernah mendapat sebutan sebagai negara agraris karena memiliki kekayaan di bidang agraria yang sangat melimpah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar