Sabtu, 12 Januari 2013

Mentan: Punya Lahan 1 Ha, Petani Bisa Dapat Rp 6 Juta/Bulan

Medan - Tren komoditi pertanian masa depan makin menjanjikan dengan meningkatnya harga pangan. Petani harus memperhatikan tren ini dan tidak mengalihkan lahannya ke jenis komoditi lainnya.

Menteri Pertanian Suswono menyatakan, saat ini Nilai Tukar Petani (NTP) Indonesia sudah berada di atas angka 105. Angka tersebut merupakan angka tertinggi yang pernah dinikmati petani di Indonesia.

"Saat ini petani yang memiliki lahan satu hektar (ha) menikmati pendapatan Rp 6 juta per bulan bersih," kata Suswono di Medan, Sumatera Utara (Sumut) saat mengikuti acara Safari Dakwah III DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Wilda Sumatera, Jumat (11/1/2013).

Disebutkan Suswono, tren harga pangan akan terus meningkat. Hal ini penting disampaikan karena sekarang ada kecenderungan petani mengubah lahan sawah menjadi perkebunan sawit.

"Ketika saya dari Medan ke Langsa, Aceh, hampir sebagian besar lahan sawah sudah dikepung kebun sawit. Padahal produksi sawit kita sudah jenuh," ujarnya.

Suswono mengimbau petani mempertahankan lahan sawah, karena harga pangan ke depannya akan jauh lebih baik. Saat ini pemerintah masih membuka keran impor beras karena produksi dalam negeri tidak cukup. Sumut merupakan salah satu lumbung beras nasional yang diharapkan ikut mendukung target nasional untuk swasembada beras.

"Kenapa Indonesia kaya dan subur namun juga kaya akan komoditi impor. Thailand bisa ekspor beras karena memiliki 9 juta hektar luasan panen sawah. Sementara Indonesia dengan penduduk empat kali Thailand hanya memiliki luas panen sawah berkisar 13,5-15 juta hektar. Padahal selain penduduk Indonesia empat kali lebih banyak, juga orang Indonesia makan nasi lebih banyak dari orang Thailand," katanya.

Dalam kesempatan itu, Suswono memuji program diversifikasi pangan yang dikembangkan Sumut yaitu 'manggadong', yang merupakan salah satu kearifan lokal Sumut yang dianggap Suswono sangat positif dalam mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap konsumsi beras dengan menggantinya kepada komoditi lokal berupa umbi-umbian.



(rul/dnl)

analisa:
inilah yangseharusnya menjadi primadona perekonomian di indonesia. indonesia yang merupakan penghasil beras yang terbesar bahkan dengan kualitas terbaik di dunia seakan dilemahkan oleh industri-industri global, bahkan tidak dapat mencukupi kebutuhan beras di dalam negeri. tidak heran mengapa Presiden RI yng Ke-2 selalu gencang mangkampamyekan swasembada pangan, karena inilah kelebihan yang sangat diunggulkan dari indonesia. bahkan indonesia pernah mendapat sebutan sebagai negara agraris karena memiliki kekayaan di bidang agraria yang sangat melimpah. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar